Postingan
pertama ini membuat bingung para penulis, semuanya bertanya-tanya, “Mulai dari
mana ?”. Akhirnya jadi juga postingan pertama ini. Semoga anda tertarik dan
anda terhibur saat membacanya.
Bercerita
mengenai gadis 23 tahun Ratih namanya, ia bekerja sebagai pembantu rumah tangga
di rumah pak Agung (seorang duda muda) dengan postur tubuh cuman 159 cm dan
tubuh yang sintal, kulit berwarna sawo matang, serta buah dadanya yang montok. Ratih
mulai bekerja saat pak Agung masih beristri jelasnya satu setengah tahun yang
lalu. Istrinya bernama Vika, dialah yang memberiku pekerjaan ini, dia berumur
dua tahun diatasku. Oke inilah cerita selengkapnya para pembaca.
Suatu hari setelah
pak Agung memakan sarapan pagi yang telah kusiapkan, aku berbicara kepada pak
Agung “Pak boleh saya minta cuti seminggu saja ?”kataku sambil memasang dasi
dari lehernya.“Kenapa, memangnya ada masalah dirumah ?” kata pak Agung dengan
santai. “ga…ga kok, aku hanya kangen saja sama ibuku. Dia sendirian tanpa aku
pak, aku sudah lama tidak menjenguknya. Bolehkah pak ?” kataku agak kaku. “Ok,
tak masalah Ratih. Terus kapan kamu ingin mulai cuti ?” katanya sambil membalik
badan dan melihat ke kaca. Aku sangat senang mendengarnya “terimakasih pak… aku
sangat senang, minggu depan boleh pak ?” kataku sambil tersenyum bahagia. “hmm,
tak masalah” katanya dengan tersenyum dan sambil merapikan jas yang dipakainya.
Pak Agung pun langsung pergi memakai mobil kantornya dan aku langsung menyeterika
baju pak Agung.
Saat asyik
menyetrika eh tiba-tiba pak Agung kembali dan parahnya tangan kiriku terkena
setrika, tapi kubiarkan dan berlari menghampiri majikanku itu. “Apa ada yang
ketinggalan pak ?” tanyaku sambil meringis. “ya tasku ketinggalan, bisakah kamu
ambilkan ? ada di kamarku “ katanya sambil memperhatikan tingkahku. “OK pak
saya ambilkan” kataku sambil memegangi luka setrika. “ini pak tasnya”,
tiba-tiba pak Agung memegang tangan
kiriku dan melihat lukaku. Saat itu dipikiranku aku malu tapi mau hehehe. “kamu
terluka Ratih, ayo ke dalam” katanya sambil mendorongku ke dalam rumah. Aku
diam saja saat pak Agung merawat lukaku sampai lukaku dibungkus dengan perban. “Ga
usah repot-repot pak aku bisa melakukannya sendiri, makasih pak” kataku dengan
tak berpikir apa-apa. “sudah diam jangan bicara apapun” katanya sambil
memegangi lukaku. “Apa kamu sudah punya kekasih untuk dinikahi Ratih ?”
ungkapnya dengan lembut. “belum pak, masih belum laku” jawabku berpikir pendek.
“apa kamu mau menikahi seorang duda ?” perkatannya itu membuatku diam dan
menghela nafas “haahhh…”. Aku berpikir apa maksud dari perkataan pak Agung ini,
apa dia mau melamarku ? pikirku dalam hati. “maaf kalau kamu tersinggung Ratih,
aku tak bermaksud demikian” katanya dengan rasa bersalah. “ga kok pak saya
malah senang” kataku berpikir pendek dan jantungku berdetak kencang. “benarkah
itu Ratih” aku memelototi wajahnya dengan rasa takut karena dia berbicara
sambil mengangkat bahuku. Lalu aku hanya tersenyem dan menganggukkan kepala. “apa
kamu benar-benar mau menikah denganku” aku terkejut saat dia mengatakan hal
itu, “maaf pak tapi bagaimana mungkin bapak mau menikahi seorang pembantu seperti
saya” kataku dengan tegas mencari jawaban.
Dia
melepaskanku dan membalik muka, aku penasaran apa yang ia pikirkan pada waktu
itu. “apa kamu tidak ingat kejadian waktu itu, kira-kira satu bulan yang lalu.
Saat itu aku sedang sakit” aku sadar, apakah ia menyukaiku saat aku merawat dia
dua hari dua malam pikirku. Tapi saat itu aku merawatnya karena itu adalah
tugasku untuk menjaga majikannya. “aku tahu kamu tak merasakannya, apa kamu tak
ingin menikah denganku atau sudah menyukai orang lain” dia berkata sambil
menghadapkan mukanya dan menatapku dengan lembut. Aku diam tak bicara apapun,
didalam hatiku aku masih kaget dengan kejadian ini. “maaf Ratih kalau
menyinggung hatimu, aku pergi ke kantor dulu” katanya dan berlagak terburu-buru
ke kantor. “pak, ini tasnya” kataku dengan tersenyum. “terimakasih” katanya
dengan mau bergegas pergi.
Dipikiranku,
aku ingin pak Agung tetap berada disini akupun memegang tangannya saat dia
mengambil tas dariku. “pak bisakah kamu menemaniku” kataku dengan lantang
sambil tersenyum padanya. “baik… baiklah” katanya dengan kaget dan menghela
nafas. Aku mendekatinya dan memeluk tubuh majikanku itu, aku mendengar detak
jantungnya yang sangat cepat dan diapun balik memelukku. “apa bapak benar-benar
mau menikahiku ?” kataku berbisik padanya. “ya aku ingin menikahimu Ratih, tapi
masih ada hal yang mengganjal dipikiranku saat ini” dia terus memelukku dan
akupun memeluknya dengan erat. “apa kamu mau menikahiku Ratih ?” kata pak Agung,
saat itu aku sangat terharu. “apa itu yang mengganjal dipikiran bapak sekarang
?” kataku. “ya, benar” katanya sambil tersenyum dan memelukku semakin kencang.
Payudaraku menempel lekat di badannya, aku sesak sulit bernafas dan tak bisa menahannya
untuk melakukan desah “aahh….”. “maaf Ratih” katanya sambil melepaskan
pelukannya. Aku tak berpikir panjang aku menciumnya dengan penuh kehangatan. Dia
diam tak bergerak sedikitpun. “apa bapak mau melakukan itu ?” kataku sambil
meraba tubuhnya yang sispek dan memegangi sabuknya yang terikat kencang. Tiba tiba
aku diciumnya lalu entah bagaimana dia membopongku dan membawaku kelantai dua,
itu adalah kamarnya. Aku tak berfikir panjang setelah berada di tempat tidur
aku membuka bajunya dan diapun terus menciumku. Bajunya terlepas dan diapun
bajukupun dipaksanya terlepas, hanya tinggal BH dan CD berwarna coklatku saja
yang tersisa. Aku berhenti untuk
menciumnya “maaf pak ini bukan hal yang baik” kataku dan dia berhenti sejenak.
Tapi dia melanjutkannya lagi dia mencium bibirku sampai basah dan aku berhenti
menciumnya lagi “maaf pak aku tidak bias melakukan ini” kataku sambil dengan
menatapnya penuh cinta. “ya, kamu benar Ratih ini bukan hal yang baik” katanya,
lalu ia berdiri dan memakai bajunya kembali dan aku membantunya untuk
memakaikan dasinya. “aku pergi dulu Ratih, kamu tak usah bekerja hari ini,
setelah sampai disana aku akan menelpon rumah” katanya sambil tersenyum padaku.
Aku malu tapi juga tersenyum padanya “hati-hati pak”.
Klik Link Untuk Melihat Lanjutan Ceritanya...===>>>
Klik Link Untuk Melihat Lanjutan Ceritanya...===>>>
Catatan : cerita ini hanya fiksi tak ada dalam kehidupan sebenarnya, silahkan melihat aksi Ratna berikutnya di "RATNA [2] UNTUK IBU"
No comments:
Post a Comment